SELAMAT DATANG DI CONANS, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA, JANGAN LUPA KASIH KOMENTAR.

Sponsor


Masukkan Code ini K1-35B8YD-8
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com
Produk SMART Telecom

Klik Aja

LinkShare  Referral  Prg

PR

Powered by  MyPagerank.Net Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net free counters

DBD, Masalah Kesehatan Utama di Jaktim

Jakarta, Conan’s News : Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) secara terus menerus meningkat di Provinsi DKI Jakarta dan sejak lima tahun ini tidak pernah ada penurunan kasus, kecuali pada tahun 2007 ke 2008 ada sekitar 3 ribu kasus yang turun. Untuk DKI Jakarta, penderita dan korban DBD paling banyak terjadi di Jakarta Timur.
“Berbagai upaya terus kita lakukan dan ternyata hasilnya belum optimal. Untuk itu pada saat ini kita lakukan kampanye Stop DBD, diharapkan kedepannya kasus DBD di Jakarta dapat menurun,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dr. Hj. Dien Emawati, M.Kes, saat menghadiri Road Show Kampanye Stop DBD di Ruang Pola Kantor Walikota Jakarta Timur, Selasa (24/3) lalu.
Di Jakarta Timur, korban penyakit demam berdarah dengue (DBD) terus berjatuhan. Berdasarkan data terakhir yang diterima dari Sudin Kesehatan Jakarta Timur, Jumat (20/3), penderita DBD di Jakarta Timur telah mencapai 2.086 orang, dimana sebanyak 6 orang diantaranya meninggal dunia.
Akibat tingginya kasus DBD tersebut, Walikota Jakarta Timur Drs. H. Murdhani, MH, mengaku cukup prihatin. Apalagi, jumlah kasus DBD di Jakarta Timur merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya di Provinsi DKI Jakarta.
Penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di Jakarta Timur. Tercatat sepanjang tahun 2009 sampai 19 Maret, kasus DBD di Jakarta Timur sudah mencapai 2.147 kasus dengan korban meninggal enam orang.
Wakil Walikota Jakarta Timur Nugraha K. Yasin mengatakan, jumlah penderita DBD maupun penyebarannya terus bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. “Sampai saat ini belum ditemukan cara penanggulangan yang efektif kecuali pelaksanaan PSN-3M DBD secara serentak yang berkesinambungan oleh masyarakat,” kata Nugraha.
Penyebaran penyakit DBD sendiri cukup merata di Jakarta Timur. Dari 65 kelurahan yang ada, sebanyak 38 kelurahan masuk kategori kelurahan merah dan 27 kelurahan masuk kategori kuning.
Untuk menekan jumlah kasus DBD dan menurunkan populasi nyamuk penularnya (aedes aegypti), Pemkot Jakarta Timur melakukan startegi baru. Strategi terbaru dalam rangka Stop DBD tersebut lewat pembentukan dan pemberdayaan Jumantik, Self Jumantik, pembentukan Korwil DBD, petugas kesehatan serta Pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS, seperti Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Pokja Kesuma, Karang Taruna, Majelis Taklim dan pengurus masjid.
Sedangkan Asisten Kesejahteraan Kota Adminsitrasi Jakarta Timur Drs. H. Ibnu Hajar, MM, meminta warga yang tidak mau melakukan PSN 30 menit setiap hari Jumat agar diberikan sanksi. Pasalnya, akibat tempat tinggal mereka tidak mau dibersihkan dari sarang nyamuk DBD, dapat mengakibatkan orang lain terkena penyakit.
Menurut Ibnu, para Ketua RT atau RW disarankan agar tidak memberikan surat keterangan atau pengantar ke kelurahan, bila warga yang tidak mau melakukan PSN akan membuat KTP, KK atau surat-surat administrasi lainnya. “Langkah itu diambil agar warga yang tidak melakukan PSN jera. Mereka baru bisa diberikan surat pengantar dari RT/RW bila rumah mereka sudah bersih dari sarang nyamuk dan mau melakukan PSN,” katanya.

Berantas DBD
Menindaklanjuti instruksi dan saran Walikota Jakarta Timur dan pejabat-pejabat lainnya, masyarakat dan pengurus Rukun Warga 06, Taman Modern, Kelurahan Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, melakukan pemberantasan nyamuk dan jentik penyebab DBD. Apalagi di wilayah RW 06 ini ternyata ada warga yang terjangkit DBD. Pemberantasan nyamuk dan jentik penyebab DBD atau Nyamuk Aedes Aegypti ini dilakukan dengan cara pengasapan/penyemprotan (fogging) di seluruh wilayah RW 06, Perumahan Taman Modern. Fogging dilakukan selama 2 hari, dari tanggal 26-27 Maret 2009.
Terkait pemberantasan penyebab DBD tersebut, dua hari sebelumnya melalui surat nomor : 007/RW.06/III/2009, Ketua RW 06 Perumahan Taman Modern H. Herry H Bachtiar SE menghimbau warganya. Yaitu, meminta warga RW 06 agar mengizinkan petugas (operator) fogging memasuki rumah untuk melakukan pengasapan di dalam rumah. “Agar fogging efektif, dapat terjangkau semua, tidak hanya sampai halaman rumah saja,” ujarnya.
Herry juga mengungkapkan, apabila ada warga yang sedang terjangkit DBD dan masuk rumah sakit, keluarga/teman/majikanya wajib segera melapor kepada pengurus RT yang bersangkutan.
“Pelapor harus membawa surat keterangan dari rumah sakit, bahwa warga tersebut terjangkit DBD. Karena, hanya dengan adanya bukti surat tersebut, Puskesmas Kecamatan Cakung dapat menindaklanjuti laporan dari RW 06. Antara lain dengan memeriksa adanya jentik dan melakukan pengasapan pada radius 200 meter dari rumah warga penderita DBD terlapor,” ujarnya.
Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti tidak harus dilakukan oleh petugas, kata Hery, warga juga dapat ikut berpartisipasi. Karena banyak cara untuk memberantas nyamuk penyebab DBD ini. Tidak hanya nyamuknya, sliklus hidupnya juga harus diberantas, seperti memberantas jentik nyamuknya.
Dengan cara mengubur wadah buatan yang tidak terpakai yang dapat menggenangkan air. Karena Nyamuk Aedes berkembang biak terutama di genangan air bersih/jernih pada wadah buatan seperti, cangkir plastik, ban bekas, aki bekas, pecahan botol, vas bunga, alas/tatakan pot tanaman, tempat minum burung, kresek (plastik belanjaan), wadah penampung air buangan di (dan di bawah) dispenser/kulkas/AC, dan sebagainya
Menguras bak mandi paling lambat seminggu sekali serta mengganti air jernih dari wadah buatan secara periodik juga mampu mengurangi siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti. Tak lupa, dilakukan juga pemberian bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
“Untuk pemberantasan nyamuk dewasa, pengasapan/penyemprotan (fogging) dengan insektisida malathion dan fenthion adalah cara yang cukup efektif,” imbuh Hery.

(Opick)

Comments :

0 komentar to “DBD, Masalah Kesehatan Utama di Jaktim”

Posting Komentar

Komentar Anda kami harapkan!
Tolong tinggalkan alamat e-mail bagi anda yang anonim!
Terima Kasih.